Seorang anak perempuan berusia delapan tahun di Amerika Serikat (AS) memiliki penampakan fisik seperti bayi. Montana Gabby Williams yang sejak lahir hingga kini bobot tubuhnya hanya mencapai 11 pounds atau sekitar 5 Kg.
Selain penampilan fisik Gabby yang masih terlihat seperti bayi, ia juga harus senantiasa memakai popok dan makan bubur khusus. Melihat kondisi itu, para ilmuwan meyakini hasil dari mutasi genetik yang sangat langka.
Peneliti medis Richard F. Walker menyatakan, kemungkinan untuk menemui kasus genetik langka seperti ini hanya satu berbanding satu juta. Sehingga, tak banyak dokumentasi yang berhasil dihimpun oleh komunitas ilmiah dunia.
“Pada beberapa orang, terutama dengan kasus seperti ini kemungkinan mengalami proses pembangunan yang terhambat itu memiliki peluang besar. Menurut saya, kondisi Gabby ini bisa dikatakan sebagai ‘keabadian biologis’” tutur Walker.
Selain penampilan fisik Gabby yang masih terlihat seperti bayi, ia juga harus senantiasa memakai popok dan makan bubur khusus. Melihat kondisi itu, para ilmuwan meyakini hasil dari mutasi genetik yang sangat langka.
Peneliti medis Richard F. Walker menyatakan, kemungkinan untuk menemui kasus genetik langka seperti ini hanya satu berbanding satu juta. Sehingga, tak banyak dokumentasi yang berhasil dihimpun oleh komunitas ilmiah dunia.
“Pada beberapa orang, terutama dengan kasus seperti ini kemungkinan mengalami proses pembangunan yang terhambat itu memiliki peluang besar. Menurut saya, kondisi Gabby ini bisa dikatakan sebagai ‘keabadian biologis’” tutur Walker.
Ia menjelaskan bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki mutasi genetik ini, Montana Gabby Williams amat jelas mengalami perkembangan tubuh yang sangat lambat. Dengan kata lain, laju pertumbuhannya nyaris tidak berjalan atau hanya seperlima dari orang normal pada umumnya.
Mutasi menyebabkan ia tidak mengalami tumbuh kembang sedikitpun
Hal ini dikarenakan mutasi genetik di dalam tubuhnya telah menghentikan proses pengembangan inersia, yakni serangkaian perubahan dalam gerak fisiologis untuk memungkinkannya berkembang secara bertahap sesuai dengan usia sesungguhnya.
Sejauh ini, kehilangan pendengaran (tuli), ketidakmampuan untuk berjalan, makan atau berbicara merupakan beberapa tanda-tanda keabadian biologis yang berhasil didokumentasikan oleh para ilmuwan.
“Tanpa adanya suatu proses, maka fisik kita tidak akan pernah berkembang. Normalnya, ketika kita berkembang maka semua bagian dari tubuh saling berkoordinasi dengan baik. Jika tidak, akan ada kekacauan,” tambahnya.
Orang yang mengalami mutasi genetik ini tidak berarti mereka akan bisa hidup selamanya. Namun, bisa jadi mereka akan tetap terjebak pada usia biologis tertentu selama sisa hidupnya. Para peneliti pernah menemukan kasus serupa, di mana seorang wanita berusia 31 tahun tetapi fisiknya tampak seperti dua tahun.
Keabadian biologis (biologically immortal) merupakan kondisi tubuh yang stabil atau mengalami penurunan akibat penuaan fungsi sel setelah mereka menacapai usia tertentu. Para ahli biologi memilih kata “abadi” merujuk kepada sel-sel yang tidak tunduk pada batas Hayflick, titik di mana sel-sel tidak lagi bisa membelah karena kerusakan DNA atau telemeter memendek.
(Softpedia, Wikipedia)
No comments:
Post a Comment